Kerajaan kerajaan Massa Hindu-Buddha di Indonesia
1. Kerajaan
Kutai
a.
Proses
berdiri dan faktor pendorong kemajuan
aan Kutai disebut juga Kerajaan Kutai Martadipura (Martapura) merupakan kerajaan Hindu yang berdiri sekitar abad ke-4 Masehi di daerah Kutai Kalimantan Timur. Kerajaan ini dibangun oleh Kudungga. Dalam prasasti Yupa disebutkan bahwa Kudunggalah pendiri kerajaan ini sehingga ia disebut wamsakarta.
Setelah
Kudungga, Kerajaan Kutai dipimpin oleh Aswawarman dan diteruskan oleh
Mulawarman. Pada zaman Mulawarman inilah Kerjaan Kutai mengalami puncak
kejayaan. Ia termasyhur pernah menyedekahkan 20.000 ekor lembu kepada para
Brahmana. Untuk memperingati hal itu, para Brahmana mencatatnya dalam prasasti
Yupa. Agama yang berkembang di Kutai adalah agama Hindu Ciwa. Ini dapat dilihat dari adanya tempat suci yang disebut WAPRAKISWARA, demikian pendapat PURBOCAROKO. Agama hindu
yang datang di Kutai berasal dari India Selatan, buktinya :
1. Prasasti memakai huruf pallawa, yaitu huruf yang dipakai di
India Selatan.
2. Penggunaan nama berakhiran Warman adalah kebiasaan di India Selatan.
b. Peristiwa
penting
Pada zaman
Mulawarman Kerjaan Kutai mengalami puncak kejayaan. Ia termasyhur pernah
menyedekahkan 20.000 ekor lembu kepada para Brahmana
di tempat tanah yang sangat suci“Waprakecvara”.
c.
Akhir
kerajaan dan faktor penyebab keruntuhan
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama
Maharaja
Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda
dengan
Kerajaan Kutai Kertanegara yang
ibukotanya pertama kali berada di Kutai Lama (Tanjung Kute). Kutai Kartanegara inilah,
di tahun
1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam yang disebut Kesultanan Kutai Kertanegara
2.
Kerajaan
Tarumanegara
a.
Proses
berdiri dan faktor pendorong kemajuan
Kerajaan Tarumanegara merupakan
kerajaan bercorak Hindu yang terletak di Jawa Barat. Kerajaan ini diperkirakan
berkembang antara 400-600 M. Salah seorang rajanya yang terkenalnya bernama
Purnawarman. Pengaruh India melalui penggunaan bahasa Sanskerta dan huruf
Pallawa dalam kehidupan kerajaan ini sangat kuat, khususnya dalam kehidupan
keraton.
Terdapat tujuh prasasti yang dapat
menjadi sumber informasi kehidupan pada zaman Kerajaan Tarumanegara sebagai
berikut :
a. Prasasti Ciaruteun di Bogor.
b. Prasasti Kebon Kopi di Bogor.
c. Prasasti Jambu di Bogor.
d. Prasasti Muara Cianten di Bogor.
e. Prasasti Tugu di Bekasi.
f. Prasasti pasir Awi di Leuwiliang.
g. Prasasti Munjul di Banten.
Pada masa kekuasaan Raja
Purnawarman, kerajaan ini sering mendapat kunjungan dari penjelajah asing.
Salah seorang di antaranya adalah Fa Hsien yang datang ke kerajaan ini pada
abad ke-5 M. Berita dari Cina pada masa pemerintahan Dinasti Tang dan Sung
menyebutkan sebuah kerajaan bernama To-lo-mo, sering mengirimkan utusannya ke
Cina untuk menghadap kaisar. Kemungkinan besar kerajaan tersebut adalah
Kerajaan Taruma karena berdasarkan ejaan Cina, To-lo-mo berarti Taruma.
b.
Akhir
kerajaan dan faktor penyebeb keruntuhan
Tidak diketahui secara persis sebab-sebab keruntuhan
kerajaan Tarumanegara, namun bila kita mau menilik isi prasasti Kota Kapur (Sriwijaya) yang menyebutkan bahwa Sriwijaya terpaksa
berperang dengan
bumi Jawa ( Tarumanegara ) karena tidak taat kepada
Sriwijaya.
3.
Kerajaan
Sriwijaya
a.
Proses
berdiri dan faktor pendorong kemajuan
Kerajaan ini berdiri pada abad VIIM. Pusat kerajaan belum
dapat dipastikan, tetapi sebagianbesar para ahli berpendapat bahwa Palembang
sebagai pusat
kerajaan Sriwijaya. Sriwijaya merupakan pusat
agama Budhadi Asia Tenggara seperti yang diberitakan oleh I Tsing seorang musafir
Cina yang belajar paramasastra Sansekerta di Sriwijaya. Beberapa prasasti peninggalan Sriwijaya :
b.
Prasasti Kedukan Bukit
c.
Prasasti Talang Tuo.
d.
Kota Kapur di Bangka.
e.
Prasasti Telaga Batu.
f.
Prasasti Ligor di tanah genting Kra. Berangka tahun 755M
g.
Prasasti Karang Brahi.
h.
Prasasti Bukit Siguntang.P
i.
Prasasti Palas Pasemah.
Sumber-sumber lain mengenai Sriwijaya ialah berita dariCina,
Arab dan India. I Tsing bekerjasama dengan Sakyakirtimenulis kitab
Hastadandasastra yang pada tahun 711 disalin I Tsing ke dalam bahasa Cina.
Sumber dari tambo dinasti T’ang.Dinasti Sung, dari Chau You Kwa dalam bukunya
Chu FanChi, dan lain-lain
1).
Perkembangan Kerajaan Sriwijaya.
Faktor-faktor yang menguntungkan PerkembanganSriwijaya,
sehingga menjadi kerajaan besar, maritimnasional Indonesia, antara lain :
Faktor geografis, letaknya yang strategis dalam jalurdagang
antara India dan Tiongkok, lebih ramai setelahjalan darat India – Tiongkok
terputus.
Muara sungai di Sumatera lebar dan landai mudahdilayari.
Faktor ekonomis, di Sumatera banyak hasil
untukdiperdagangkan, misalnya penyu, gading, kapur barusdan lain-lain.
Keruntuhan kerajaan Funan di Vietnam akibatserangan Kamboja,
yang dulunya sangat berperan diAsia tenggara, pada abad VII runtuh, dan
digantikanSriwijaya, cepat berkembang sebagai negara maritim.
Sistem Pemerintahan dan Perluasan Daerah.Kerajaan Sriwijaya
terus melakukan perluasan wilayah.Raja yang terkenal adalah Balaputradewa. Pada
masapemerintahannya Sriwijaya mencapai jaman keemasan.Balaputradewa merupakan
keturunan dari DinastiSyailendra. Sriwijaya sudah mengadakan hubungandengan
Cina. Sriwijaya sudah mempunyai hubungandengan India, yang tertulis dalam
prasasti Nalanda yangisinya menyebutkan bahwa sebuah biara telah dibangunoleh
Raja Dewapaladewa dari Benggala. Atas perintah RajaBalaputradewa, maharaja di
Suwarnadwipa.
Agama yang berkembang di Sriwijaya.Berita I Tsing mengatakan
bahwa Sriwijaya maju dalamagama Budha, di samping itu juga berperan sebagai
pusatpengembangan ilmu pengetahuan dan agama Budha. I Tsing belajar tata bahasa
Sansekerta selama enam bulan diSriwijaya. Ilmu keagamaan (teologi) Budha di
pelajari diSriwijaya. Pendeta Budha yang terkenal adalah Sakyakirti.Mahasiswa
dari luar negeri datang di Sriwijaya dulu,sebelum belajar lebih lanjut ke India.
Peninggalan candidi Sriwijaya terletak di Muara Takus dekat sungai Kampardi
daerah Riau, juga di Bukit Siguntang ditemukan ArcaBudha
Segi Ekonomis.Sriwijaya sebagai pusat perdagangan,
menjadikanSriwijaya sebagai negara yang makmur bagi rakyatnya,sebagai pelabuhan
yang dilewati kapal-kapal dagang,mendapat pemasukan dari pajak. Hasil dari
Sriwijayayang banyak diperdagangkan adalah : gading, beras,rempah-rempah, kayu
manis, kemenyan, emas dansebagainya. Sriwijaya sebagai negara maritim
merupakannegara yang mengandalkan perekonomiannya darikegiatan perdagangan dan
hasil laut. Untuk stabilitaskerajaan Sriwijaya juga membentuk armada laut yangkuat,
supaya dapat mengatasi gangguan di jalur pelayaranperdagangan.
b.
Akhir
kerajaan dan faktor penyebeb keruntuhan
Faktor Ekonomi: Sriwijaya mengalami kemunduranpada abad X M,
setelah terjadi persaingan ekonomi antaraKerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan
Medang di Jawa Timur.
Faktor Politik: Sriwijaya yang semula menjalin hubunganbaik dengan Colamandala, akhirnya terjadi permusuhan,Colamandala menyerang dua kali (tahun 1023 dan 1068 M)ke Sriwijaya. Walaupun tidak mengakibatkan hancurnyaSriwijaya, namun serangan ini memperlemah keadaanpemerintahan di Sriwijaya.
Faktor Politik: Sriwijaya yang semula menjalin hubunganbaik dengan Colamandala, akhirnya terjadi permusuhan,Colamandala menyerang dua kali (tahun 1023 dan 1068 M)ke Sriwijaya. Walaupun tidak mengakibatkan hancurnyaSriwijaya, namun serangan ini memperlemah keadaanpemerintahan di Sriwijaya.
Faktor wilayah: yang makin memperlemah posisi Sriwijaya. Misalnya: banyak daerah kekuasaan Sriwijaya
yang melepaskan diri. Kerajaan Singasari di Jawa
Timur juga menyerang ke Sriwijaya lewat
ekspedisi Pamalayu (1275). Serangan yang
hebat dari kerajaan Majapahit pada tahun 1377, kemungkinan besar menjadi
penentu untuk mengakhiri riwayat Sriwijaya.
4.
KerajaanMataram
Kuno
a.
Proses
berdiri dan faktor pendorong kemajuan
Kerajaan Mataram Kuno merupakan
kerajaan Hindu-Buddha yang ada di Jawa Tengah. Kerajaan ini berkembang
kira-kira pada abad ke 8 sampai abad ke-11M. Hal ini bersumber dari prasasti
Canggal yang berangka tahun 732M. Prasasti ini menggunakan huruf Pallawa dan
bahasa Sanskerta. Prasasti ini merupakan bagian dari bangunan lingga yang
merupakan tempat pemujaan umat Hindu. Kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh dua
dinasti, yaitu Dinasti Syailendra dan Dinasti Sanjaya. Raja-raja dari Dinasti
Syailendra adalah Bhanu, Wisnu, Indra, Samaratungga, dan Balaputradewa. Raja
terakhir Syailendra, Balaputradewa akhirnya melarikan ke Sriwijaya akibat kalah
dalam perang melawan Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya. Raja-Raja dari Dinasti
Sanjaya antara lain Sanjaya, Rakai Panangkaran, Panunggalan, Rakai Warak, Rakai
Garung, Rakai Pikatan, Kayuwangi, Watuhumalang, Dyah Balitung, Sri Maharaja
Daksa, Sri Maharaja Rakai Wawa, dan Empu Sindok. Akibat terjadinya bencana
alam, Empu Sindok memindahkan kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur dan
mengganti nama kerajaan menjadi Medang Kamulan (Wangsa Isyana) dengan raja-raja
yang pernah memerintah antara lain Empu Sindok, Darmawangsa, dan Airlangga.
5.
Kerajaan
Kediri
a.
Proses
berdiri dan faktor pendorong kemajuan
Pada waktu terjadi pembagian kerajaan Airlangga, Samarawijaya sebagai raja Panjalu dan Panji Garasakan
sebagai raja Jenggala. Terjadi perang
saudara di antara keduanya. Raja Kediri
yang pertama Bamecwara yang memerintah dari tahun 1117 – 1130 kemudian diganti oleh Jayabaya 1135 –
1157. Raja yang terkenal dengan
ramalannya – Jangka Jayabaya.
Hasil sastra pada masa pemerintahannya adalah :
Hasil sastra pada masa pemerintahannya adalah :
a.
Kitab Bharatayuda oleh Mpu Sedah dan Panuluh. Arca garuda Wisnu perwujudan dari raja Airlangga sebagai Wisnu Arca ini sekarang disimpan di musium Trowulan Mojokerto.
b.
Kitab Hariwangsa karangan Mpu Panuluh.
c.
Kitab Gatotkacasraya karangan Mpu panuluh.Urutan raja Kediri
selanjutnya adalah :
·
Sarvecvara
·
Aryyaecvara
·
Kracaradipagandra.
·
Kamecvara – hasil sastra antara lain : Kitab Smaradahanaoleh
Mpu Darmaja dan Kitab Cerita Panji.
·
Raja Kertajaya 1194 – 1222, yang merupakan raja terakhirdari
Kediri yang dikalahkan Ken Arok di Ganter.
b.
Akhir
kerajaan dan faktor penyebab keruntuhan
Raja kediri terakhir adalah kertajaya ( 185-1222 ). Raja ini terlibat
perselisihan
dengan para brahmana karena para brahmana diperintah
untuk menyembah kepadanya. Para
barahmana kemudian mencari perlindungan kepada kenarok yang waktu itu juga berselisihan dengan kertajaya
karena tidak mengakui ken arok
sebagai akuwu tumapel. Kesempatan ini dimanfaatkan ken arok untuk memberontak. Tahun 1922 ken arok berhasil
mengalahkan
kertajaya. Dengan kekalahan kertajaya maka berakhirlah
riwayat
kerajaan kediri.
6.
Kerajaan
Singosari
a.
Proses
berdiri dan faktor pendorong kemajuan
Kerajaan Singasari merupakan
Kerajaan Hindu yang berdiri pada tahun 1222 M. Raja pertamanya adalah Ken
Arok yang bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi. Kerajaan ini bermula ketika
Raja Airlangga, Raja terakhir dari Kerajaan Medang Kamulan membagi dua kerajaan
menjadi Kediri dan Jenggala. Hal ini dilakukan untuk menghindari perang
saudara. Tumapel merupakan daerah di bawah wilayah kerajaan Kediri. Penguasa
Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung, yang memiliki istri bernama Ken Dedes.
Ken Arok seorang rakyat jelata yang
kemudian menjadi prajurit Tunggul Ametung, berkeinginan untuk menguasai
Tumapel. Ken Arok kemudian membunuh Tunggul Ametung dengan keris yang dipesan
dari Mpu Gandring. Ken Arok kemudian menjadi pengganti Tunggul Ametung dengan
dukungan rakyat Tumapel.
Ken Dedes pun menjadi istri Ken
Arok. Ia dimahkotai dengan gelar Sri Rajasa Batara Sang Amurwabumi. Kemudian,
Ken Dedes melahirkan putranya hasil perkawinannya dengan Tunggul Ametung, yang
diberi nama Anusapati. Dari selir bernama Ken Umang, Ken Arok memiliki anak
bernama Tohjaya. Ken Arok memanfaatkan situasi politik Kediri yang sedang kacau
waktu itu, dan bergabung dengan para pendeta. Raja Kediri Kertajaya akhirnya
dapat dikalahkan pada tahun 1222.
Sejak itu Kadiri menjadi bagian dari
wilayah Singosari. Dalam kitab Pararaton dikisahkan pertempuran berdarah yang
terjadi pada keturunan Ken Arok. Anusapati yang kemudian mengetahui bahwa
pembunuh ayahnya (Tunggul Ametung) adalah Ken Arok, pada tahun 1227 ia membunuh
Ken Arok, dan kemudian menggantikannya menjadi Raja di Kerajaan Singasari.
Anusapati memerintah Singasari selama 20 tahun. Tohjaya, putra Ken Arok dari
selir bernama Ken Umang kemudian menuntut balas kematian ayahnya. Tohjaya
kemudian membunuh Anusapati pada tahun 1248, dan menjadi Raja Singhasari.
Selama memerintah, Tohjaya mendapat
banyak tentangan karena ia hanyalah anak seorang selir yang tidak berhak
menduduki singgasana Singasari. Tohjaya hanya memerintah kurang dari setahun
karena tewas dalam sebuah pemberontakan yang dipimpin oleh Ranggawuni anak
Anusapati dan Mahesa Cempaka anak Mahesa Wong Ateleng. Selanjutnya, Singosari
dipimpin oleh Wisnuwardhana (Ranggawuni) putra Anusapati.
Pada masa kekuasaannya, Ranggawuni
bergelar Wisnuwardhana. Perseteruan antar-keluarga dalam Dinasti Rajasa
berakhir dengan rekonsiliasi. Wisnuwardhana memerintah bersama sepupunya,
Mahesa Cempaka. (Mahesa Cempaka dan Ranggawuni adalah cucu Ken Dedes).
Wisnuwardhana memiliki menantu bernama Jayakatwang. Pada tahun 1254,
Wisnuwardhana turun takhta dan digantikan oleh putranya, Kertanagara.
Wisnuwardhana meninggal pada tahun 1268.
Kertanagara adalah raja terakhir
Singosari (1268-1292). Pada tahun 1275, Kertanagara mengirim utusan ke Melayu,
dan patungnya sebagai Amoghapasha didirikan di Jambi (1286). Pada tahun 1284
Kertanagara mengadakan ekspedisi ke Bali, dan sejak itu Bali menjadi wilayah
Kerajaan Singosari. Pada tahun 1289, Kubilai Khan (Kekaisaran Mongol) mengirim
utusan ke Singosari untuk meminta upeti, tetapi ditolak dan dipermalukan oleh
Kertanagara.
b.
Akhir
kerajaan dan faktor penyebab keruntuhan
Kekuatan Singosari yang terfokus pada persiapan pasukan untuk
mengantisipasi balasan Mongol, membuat lengah pertahanan dalam negeri.
Akibatnya, kesempatan ini digunakan oleh Jayakatwang memberontak terhadap
Singosari. Jayakatwang adalah menantu Wisnuwardhana, yang kurang suka dengan
peralihan kekuasaan Singhasari ke tangan Kertanagara. Kertanagara akhirnya
meninggal ketika mempertahankan istananya (1292). Pertempuran ini digambarkan
jelas dalam Prasasti Kudadu yang ditemukan di lereng Gunung Butak Mojokerto.
7.
Kerajaan
Bali
a.
Proses
berdiri dan faktor pendorong kemajuan
Kerajaan Bali merupakan sebuah kerajaan yang terletak di sebuah pulau kecil yang tak
jauh dari Jawa Timur dengan nama yang sama. Kerajaan
Bali umumnya bercorak agama Hindu. Dalam perkembangan sejarahnya, Bali
mempunyai hubungan erat dengan Pulau Jawa karena letak kedua pulau ini berdekatan. kala
,sebelum kedatangan majapahit terdapat sebuah kerajaan yang muncul pertama kali
di bali yaitu sekitar 914 M yang diketahui dari sebuah prasasti yang ditemukan
di desa blanjong dekat Sanur yang memiliki pantai matahari terbit.Prasasti itu
berangka tahun 836 saka yang menyebutkan nama rajanya “Khesari Warmadewa”
memiliki istana yang ada di Singhadwala Kerajaan
Bali1. Bukti sejarah :
·
Berasal dari
kitab sejarah dinasti Tang.Di sebelah timur Ho – ling terletak P’oli dan bahwa
negeri Da – pa – tau terletak disebelah selatan Kamboja.Penduduknya menulis di
atas daun Patra (rontal)
·
Di
dalam berita Cina dikatakan bahwa mayat orang Da – pa – tau diberi bekal
berupa perhiasan (emas) dan dibakar.Prasasti yang ditemukan di desa Blanjong,
dekat Sanur *Permukaan prasasti ditulissebagian dengan huruf Nagari (huruf
India) dan sebagian dengan huruf Bali kuno, sedangkan bahasanya
menggunakan bahasa sansekerta. Angka berupa Candra Sangkala dan
berbunyi“Khecarawahni – Murti artinya tahun 836 S (914 M).
Berdirinya kerajaan bali :
Pusat Kerajaan Bali pertama di Singhamandawa. Raja
pertama Sri Ugranesa. Beberapa prasasti yang ditemukan tidak begitu jelas
menggambarkanbagaimana pergantian diantara 1 keluarga raja dengan keluarga
raja yang lain. Prasasti yang ditemukan di Jawa Timur hanya menerangkan bahwa
Bali pernah dikuasaiSingasari pada abad ke – 10 & Majapahit abad ke-14.
b.
Akhir kerajaan dan faktor penyebab keruntuhan
Patih Kebo Iwa yang berhasil
dibujuk untuk pergi ke Majapahit, sesampainya di MajapahitKebo
Iwa dibunuh. Patih Gajah Mada yang berpura pura menyerah dan minta diadakan perundingan diBali,
lalu ia menangkap rajaBali yaitu Gajah Waktra sehingga kerajaan Bali berada di
bawahkekuasaan Majapahit
8.
Kerajaan
Padjajaran
a.
Proses
berdiri dan faktor pendorong kemajuan
Kerajaan Pajajaran adalah nama lain dari Kerajaan Sunda saat
kerajaan ini beribukota di kota Pajajaran atau Pakuan Pajajaran (Bogor) di Jawa
Barat yang terletak di Parahyangan (Sunda). Kata Pakuan sendiri berasal dari
kata Pakuwuan yang berarti kota. Pada masa lalu, di Asia Tenggara ada kebiasaan
menyebut nama kerajaan dengan nama ibu kotanya. Beberapa catatan menyebutkan
bahwa kerajaan ini didirikan tahun 923 oleh Sri Jayabhupati, seperti yang
disebutkan dalam Prasasti Sanghyang Tapak (1030 M) di kampung Pangcalikan dan Bantarmuncang,
tepi Sungai Cicatih, Cibadak, Suka Bumi. Awal Pakuan Pajajaran Seperti tertulis dalam sejarah, akhir
tahun 1400-an Majapahit kian melemah. Pemberontakan, saling berebut kekuasaan
di antara saudara berkali-kali terjadi. Pada masa kejatuhan Prabu Kertabumi
(Brawijaya V) itulah mengalir pula pengungsi dari kerabat Kerajaan Majapahit ke
ibukota Kerajaan Galuh di Kawali, Kuningan, Jawa Barat. Raden Baribin, salah seorang saudara
Prabu Kertabumi termasuk di antaranya. Selain diterima dengan damai oleh Raja
Dewa Niskala ia bahkan dinikahkan dengan Ratna Ayu Kirana salah seorang putri
Raja Dewa Niskala. Tak sampai di situ saja, sang Raja juga menikah dengan salah
satu keluarga pengungsi yang ada dalam rombongan Raden Barinbin. Pernikahan Dewa Niskala itu mengundang
kemarahan Raja Susuktunggal dari Kerajaan Sunda. Dewa Niskala dianggap telah
melanggar aturan yang seharusnya ditaati. Aturan itu keluar sejak “Peristiwa
Bubat” yang menyebutkan bahwa orang Sunda-Galuh dilarang menikah dengan
keturunan dari Majapahit. Nyaris
terjadi peperangan di antara dua raja yang sebenarnya adalah besan. Disebut
besan karena Jayadewata, putra raja Dewa Niskala adalah menantu dari Raja
Susuktunggal.
Untungnya, kemudian dewan penasehat berhasil mendamaikan
keduanya dengan keputusan: dua raja itu harus turun dari tahta. Kemudian mereka
harus menyerahkan tahta kepada putera mahkota yang ditunjuk. Dewa Niskala menunjuk Jayadewata,
anaknya, sebagai penerus kekuasaan. Prabu Susuktunggal pun menunjuk nama yang
sama. Demikianlah, akhirnya Jayadewata menyatukan dua kerajaan itu. Jayadewata
yang kemudian bergelar Sri Baduga Maharaja mulai memerintah di Pakuan Pajajaran
pada tahun 1482. Selanjutnya nama
Pakuan Pajajaran menjadi populer sebagai nama kerajaan. Awal “berdirinya”
Pajajaran dihitung pada tahun Sri Baduga Maharaha berkuasa, yakni tahun 1482.
b.
Akhir
kerajaan dan faktor penyebab keruntuhan
Kerajaan Pajajaran runtuh pada tahun 1579 akibat serangan
kerajaan Sunda lainnya, yaitu Kesultanan Banten. Berakhirnya zaman Pajajaran
ditandai dengan diboyongnya Palangka Sriman Sriwacana (singgahsana raja), dari
Pakuan Pajajaran ke Keraton Surosowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf. Batu berukuran 200x160x20 cm itu
diboyong ke Banten karena tradisi politik agar di Pakuan Pajajaran tidak
mungkin lagi dinobatkan raja baru, dan menandakan Maulana Yusuf adalah penerus
kekuasaan Sunda yang sah karena buyut perempuannya adalah puteri Sri Baduga
Maharaja. Palangka Sriman Sriwacana tersebut saat ini bisa ditemukan di depan
bekas Keraton Surosowan di Banten. Masyarakat Banten menyebutnya Watu Gilang,
berarti mengkilap atau berseri, sama artinya dengan kata Sriman.
9.
Kerajaan
Majapahit
a.
Proses
berdiri dan faktor pendorong kemajuan
Setelah kerajaan Singasari hancur, Raden Wijaya bersama-sama pengikutnya lari karena dikejar
tentara Kediri. Sampai di desa Kudadu
mendapat bantuan dari kepala desa di
Kudadu, kemudian melanjutkan perjalanan ke
Madura minta perlindungan kepada Aria Wiraraja. Raden Wijaya disuruh pura-pura menyatakan takluk, sesudah dipercaya Jayakatwang agar minta daerah di
hutan Tarik. Di Tarik tersebut Raden
Wijaya mendirikan kerajaan yang kemudian
kita kenal dengan kerajaan MajapahitRaja-raja yang memerintah di Majapahit :
a.
Raja pertama Raden Wijaya, bergelar Kertarajasa Jaya Wardana (1293-1309 M). Beliau menikah dengan ke empat
puteri Kertanegara yaitu: Dyah Dewi
Tribuwaneswari (permaisuri), Dyah Dewi
Narendraduhita, Dyah Dewi Prajnaparamita,
Dyah Dewi Gayatri. Langkah Raden Wijaya
mengawini putri Kertanegara diduga berlatar
belakang politik, agar tidak terjadi perebutan kekuasaan.
b.
Setelah Raden Wijaya meninggal, tahta digantikan oleh Jayanegara atau Kala Gemet pada tahun 1309. Beliau
merupakan raja yang lemah, sehingga banyak
terjadi pemberontakan.Beberapa
pemberontakan yang terjadi yaitu:
·
PemberontakanRonggolawedapat diatasi
·
Pemberontakan Lembu Sora, dapat dipadamkan.
·
Pemberontakan Nambi, dapat diatasi.
·
Pemberontakan Kuti pada tahun 1319, dapat diatasi berkat jasa Gajah Mada dan jasanya tersebut Gajah
Mada diangkat sebagai Patih Kahuripan. Pada
tahun 1321 Gajah Mada diangkat menjadi
Patih Daha.
c.
Tribuwanatunggadewi(1328-1350M)
Karena Jayanegara tidak mempunyai putra, tahta seharusnya jatuh ke tangan Gayatri. Karena Gayatri
memilih menjadi Biksuni, maka
Tribuwanatunggadewi putrinya ditunjuk
sebagai wakil dan diangkat menjadi raja
ketiga bergelar Tribuwanatunggadewi Jayawisnuwardani.
Di bawah pemerintahannya terjadi pemberontakan
Sadeng dan Keta, tapi semuanya dapat diatasi
oleh Gajah Mada yang telah diangkat sebagai patih Majapahit.
Pada saat upacara pelantikan Gajah Mada sebagai Patih Majapahit tahun 1331, beliau mengucapkan sumpah yang terkenal dengan nama Sumpah Palapa.
Inti sumpah tersebut adalah bahwa Gajah Mada
tidak akan makan Palapa (arti palapa
mungkin semacam rempah-rempah), tidak
akan bersenang-senang/ istirahat sebelum
seluruh kepulauan Nusantara bersatu dibawah
kekuasaan Majapahit. Tahun 1350 Gayatri
wafat, maka Tribuwanatunggadewi yang
merupakan wakil ibunya segera turun
tahta, menyerahkan tahtanya kepada putranya
yaitu Hayam Wuruk
d.
Hayam Wuruk (1350-1389 M)
Di bawah pemerintahan Hayam Wuruk ini, Majapahit mencapai jaman keemasannya. Cita-cita
Gajah Mada yang diucapkan lewat Sumpah Palapa,
disebut pula sebagai Wawasan Nusantara II dapat
tercapai. Wilayah Majapahit, hampir sama dengan
wilayah Republik Indonesia, maka Majapahit
disebut sebagai Negara Maritim Nasional
II.
Selama pemerintahan Hayam Wuruk terjadi tiga peristiwa penting yaitu: peristiwa Bubad tahun 1357,perjalanan suci Hayam Wuruk ketempat leluhurnya serta upacara Crada yang diadakan untuk memperingati wafatnya Rajapadni tahun 1362. Dalam bidang ekonomi, Majapahit sebagai pusat perniagaan di Asia Tenggara waktu itu. Hasil-hasil yang diperdagangkan adalah beras, rampah-rempah, garam. Terjadi hubungan dengan negara lain seperti Siam, Ligor, Birma, Kamboja dan Annam. Hasil sastra jaman Majapahit antara lain:
Selama pemerintahan Hayam Wuruk terjadi tiga peristiwa penting yaitu: peristiwa Bubad tahun 1357,perjalanan suci Hayam Wuruk ketempat leluhurnya serta upacara Crada yang diadakan untuk memperingati wafatnya Rajapadni tahun 1362. Dalam bidang ekonomi, Majapahit sebagai pusat perniagaan di Asia Tenggara waktu itu. Hasil-hasil yang diperdagangkan adalah beras, rampah-rempah, garam. Terjadi hubungan dengan negara lain seperti Siam, Ligor, Birma, Kamboja dan Annam. Hasil sastra jaman Majapahit antara lain:
a.
Kitab Negarakertagama karangan Prapanca
b.
Kitab Sutasoma karangan Tantular . Terdapat Kitab “Kutaramanawa” yang berisi tentang aturan hukum di Majapahit. Sepeninggal Hayam Wuruk dan Gajah Mada Majapahit mengalami kemunduran. Pengganti Hayam Wuruk adalah puterinya
yang bernama Kusumawardhani.
c.
Ratu Kusumawardhani (1389-1429 M). Pada masa pemerintahannya terjadi perang
saudara dengan Wirabhumi yang disebut perang Paregreg. Berakhir dengan terbunuhnya Wirabhumi.
saudara dengan Wirabhumi yang disebut perang Paregreg. Berakhir dengan terbunuhnya Wirabhumi.
Setelah
Kusumawardhani berturut-turut adalah:
1.
Dewi Suhita (1429-1447 M)
2.
Bhre Tumapel (1447-1451 M)
3.
Bhre Kahuripan (1451-1453 M)
4.
Purwawisesa (1457-1467 M)
5.
Pandan Salas (1467-1478 M)
b.
Peristiwa
penting
Pada saat upacara pelantikan Gajah Mada sebagai Patih Majapahit tahun 1331, beliau mengucapkan sumpah yang terkenal dengan nama Sumpah Palapa.
Inti sumpah tersebut adalah bahwa Gajah Mada
tidak akan makan Palapa (arti palapa
mungkin semacam rempah-rempah), tidak
akan bersenang-senang/ istirahat sebelum
seluruh kepulauan Nusantara bersatu dibawah
kekuasaan Majapahit.
e.
Akhir
kerajaan dan faktor penyebab keruntuhan
Sepeninggalan Gajah Mada dan Hayam Wuruk, kerajaan
Majapahit mulai mundur.Sebab-sebabnya adalah:
a.
Meninggalnya Gajah Mada sebagai seorang pemimpin yang
serba bisa.
b.
Tidak ada
pembentukan pemimpin baru yang cakap sepeninggalan
Gajah Mada.
c.
Adanya perang
saudara.
d.
Banyak
daerah-daerah sama melepaskan diri karena$ Majapahit
mula
lemah.
e.
Pengaruh masuknya
agama islam.
0 komentar:
Post a Comment