Contoh Teks Negosiasi dan Analisisnya
A.
Pengertian
Teks negosiasi adalah teks yang berisi proses tawar menawar dengan jalan berunding
guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi)
dan pihak (kelompok atau organisasi) yg lain. (kbbi)
Suatu
lingual yang dimediakan secara tertulis atau lisan dengan tata organisasi
tertentu untuk mengungkapkan makna secara tertentu yang bertujuan untuk
mencapai kesepakatan diantara pihak-pihak tertentu yang memiliki kepentingan
berbeda.(menurut kelompok kami)
B.
Struktur dan Kaidah Teks Negosiasi
Struktur
1.
Orientasi :Orientasi adalah pengenalan awal atau perbincangan awal antara pembeli dan penjual.
2.
Permintaan :Permintaan adalah saat dimana pembeli menanyakan atau mencari barang yang sedang ingin ia beli.
3.
Pemenuhan :Pemenuhan adalah saat dimana penjual menawarkan barang dagangannya kepada pembeli.
4.
Penawaran :Penawaran adalah klimaks dari teks negosiasi karena terjadi tawar menawar antara penjual dan pembeli.
5.
Persetujuan :Persetujuan adalah saat dimana pembeli setuju / deal dengan harga yang sudah ia tawar dengan penjual
6.
Pembelian :Pembelian adalah saat pembeli memberikan uangnya kepada penjual.
7.
Penutup :Penutup adalah kebalikan dari orientasi, penutup mengakhiri sebuah teks dialog negosiasi.
Biasanya berupa
perpisahan antara penjual dan pembeli atau pembeli yang meninggalkan lapak penjual.
Kaidah Teks
Negoisasi
Melibatkan 2 pihak atau lebih.
Berupa kegiatan komunikasi langsung (tatap muka), menggunakan bahasa lisan, didukung oleh gerak tubuh dan ekspresi wajah.
Mengandung konflik, pertentangan atau perselisihan.
Menyelesaikan melalui tawar menawar atau tukar menukar.
Menyangkut suatu rencara, program, dll.
Berujung kepada 2 hal, sepakat atau tidak sepakat.
C. Contoh Teks
Negosiasi
Negosiasi Minta Kenaikan Gaji Saat Harga BBM Naik
Karyawan :Maaf, Pak.
Berkenankah Bapak memberi waktu kepada saya untukmembicarakan hal
penting?(badan dibungkuk-bungkukkan, wajah memelas, suara menghiba. disarankan
sebelumnya berpuasa 2 x 24 jam agar tampang lebih meyakinkan).
Bos :Boleh. Silakan duduk. Ada perlu apa?
Karyawan :Ini
begini, Pak. Saya ‘kan sudah lumayan lama bekerja di perusahaan Bapak. Sudah
10 tahunan.
Bos :Iya.
Karyawan :Sebelumnya saya
mohon maaf. Supaya tidak berpanjang lebar, saya ingin
langsung mengutarakan maksud saya menghadap Bapak.
Bos :O ya. Silakan.
Karyawan :Sebenarnya saya
ingin meminta kenaikan gaji, Pak. Sekali lagi, maaf. Soalnya, beberapa
perusahaan besar sudah menghubungi saya. Ada juga BUMN. Perusahaan-perusahaan
itu mencari-cari saya. Tapi, bagaimanapun, Bapak adalah pimpinan saya. Jadi, saya putuskan
membicarakannya dengan Bapak lebih dulu
Bos :Naik gaji? Maunya, sih, iya. Tapi sekarang bukan waktu yang tepat.
Karyawan :Saya maklum dengan
kondisi ekonomi makro saat ini. Saya juga sangat
paham kondisi perusahaan saat ini. Tapi, tolong pertimbangkan pula kerja keras
saya selama ini, loyalitas dan prestasi saya. Tolong
pertimbangkan pula dampak kenaikan BBM bagi ekonomi
keluarga saya.
Bos :Hmmmm. (mikir
dulu ….. )Saya tidak ingin berdebat atau membahas ini berlarut-larut. Saya akan
berikan kenaikan 10% gaji dan 5 hari tambahan cuti.
Saya kira ini sudah sangat layak bagi Bapak. Bagaimana?
Karyawan :Syukurlah,
Pak. Terima kasih banyak.Kalau begitu, saya pamit dulu.
Bos :Omong-omong,
sekadar ingin tau aja, perusahaan mana saja yang sudah
menghubungi Bapak?
Karyawan :Ooooh itu. Banyak,
Pak. Misalnya PLN, TELKOM, Bank BNI, BCA, dan beberapa lembaga pembiayaan.
Bos :Wah, hebat sekali. Posisi apa yang mereka tawarkan?
Karyawan :Bukan, Pak. Mereka
menghubungi saya karena saya menunggak pembayaran
rekening cicilan.
NEGOSIASI UANG DAMAI
Semua ini berawal ketika seorang anak muda kelas 1 SMA
yang menaiki motor 200cc tidak memiliki SIM sedang mengendarai motor dengan
Pdnya. Saat di di pertigaan ternyata ada cegatan polisi dan anak itu bukannya
berhenti tapi malah lari, dan terjadi aksi kejar – kejaran.
Polisi :“Pengendara motor N 7474 L tolong menepi!”
Tersangka :
“Emoh lah pak, kalo bisa sini kejar.” (Tanpa basi – basi polisi langsung memacu motor 225cc-nya
dan memotong tepat di depannya).
Polisi : “Selamat sore, dek.”
Tersangka : “Selamat
sore juga pak, apa kesalahan saya pak?”
Polisi : “Lho kok kamu
malah tanya? Anda tadi kebut – kebutan dan nantangin saya
balapan.”
Tersangka :“Lalu
bapak mau apa?”
Polisi :“Saya mau nilang adek.”
Tersangka :“Jujur
sekali bapak ini.”
Polisi :“Coba anda perlihatkan SIMnya.”
Tersangka :“Saya
belum punya pak.”
Polisi :“STNKnya ada dimana?”
Tersangka :
“STNKnya ada ibunya, pak.”
Polisi :“Ibunya siapa?”
Tersangka :“Ibunya
saya lah pak, bagaimana sih?”
Polisi :“Ya sudah, kalau begitu anda saya tilang saja.”
Tersangka :“Bagaimana
urusannya bisa begitu pak? Saya kan tidak parah – parah banget pak.”
Polisi :“Tapi anda sudah
banyak melanggar peraturan seperti, tidak ber-SIM, kelengkapan motor tidak lengkap ,mlebihi batas kecepatan dalam kota dan
lagi helm anda jelek dan kumel itu sangaat-sangat tidak SNI”
Tersangka :“Ya
maaf pak.”
Polisi :“Begini saja, kita
ambil jalan tengah. Adek mau Bayar tilang langsung atau di
Kantor saja?”
Tersangka :“Dikantor
saja.”
Polisi :“Tapi motor saya bawa”
Tersangka :“Jangan
Pak!”
Polisi :“Kenapa bisa begitu? ”
Tersangka :“Nanti
kalau orang tua saya murka bagaimana?”
Polisi :“Itu urusan Anda,
lagian bayar di Pengadilan mahal dan ribet, harus ngantri, sewa pengacara dan
lagi proses yang lama. Paling tidak 1 bulan dan biaya bisa 800 ribu”
Tersangka :“Apa iya Pak? Ngibul loe Pak!”
Polisi :“Berani Kamu, dah saya bawa saja motor anda.”
Tersangka :“Hmm.. oke saya bayar disni saja, berapa duit ni pak?”
Polisi :“Ya kisaran umum bayar di TKP Rp. 200.000, bagaimana?”
Tersangka :“Itu
mah, maruk namanya pak”
Polisi : “Terus mau berapa? Kalau itu hanya
kisaran umum.”
Tersangka :“Ya
saya kan pelajar bisa murah dikit kali Pak.”
Polisi : “Boleh, berani berapa?”
Tersangka :“Saya
hanya bawa Rp.50.000 Pak.”
Polisi :“Belum bisa dek, kalau begitu saya bawa mtornya.”
Tersangka :“Jangan
dong pak! Ok saya tambahkan Rp.20.000 jadinya Rp.70.000.”
Polisi :“Bulatkan saja jadi Rp.100.000, bagaimana? ”
Tersangka :“Lho,
jangan begitu dong pak. Itu uang terakhir saya bulan ini.”
Polisi :“Ok, kalau begitu motor saya ambil”
Tersangka :“Jangan dong pak,
saya di rumah sendirian pak gak ada orang tua, semuaya lagi di Kota Magelang”
Polisi :“Ya besok saja diambil”
Tersangka :“Ya jika bapak
mau, adanya cuma segitu, kalau
enggakbapak harus menunggu orang tua saya pulang dari Kota Magelang”
Polisi :“Ya sudah tidak apa-apa lah, kasihan kamu, membayarnya Rp.50.000 saja”
Tersangka :“Ya
terima kasih ya pak”
Analisis Teks
NegosiasiTeks Negosiasi 1
Orientasi
Karyawan :Maaf,
Pak. Berkenankah Bapak memberi waktu kepada saya untukmembicarakan hal
penting?(badan dibungkuk-bungkukkan, wajah memelas, suara menghiba. disarankan
sebelumnya berpuasa 2 x 24 jam agar tampang lebih meyakinkan).
Bos :Boleh.
Silakan duduk. Ada perlu apa?
Karyawan :Ini
begini, Pak. Saya ‘kan sudah lumayan lama bekerja di perusahaan Bapak. Sudah 10
tahunan.
Bos :Iya.
Permintaan
Karyawan :Sebelumnya
saya mohon maaf. Supaya tidak berpanjang lebar, saya ingin
langsung mengutarakan maksud saya menghadap Bapak.
Bos :O ya. Silakan.
Karyawan :Sebenarnya
saya ingin meminta kenaikan gaji, Pak. Sekali lagi, maaf. Soalnya, beberapa
perusahaan besar sudah menghubungi saya. Ada juga BUMN. Perusahaan-perusahaan
itu mencari-cari saya. Tapi, bagaimanapun, Bapak adalah pimpinan saya. Jadi, saya putuskan
membicarakannya dengan Bapak lebih dulu
Pemenuhan
Bos :Naik gaji? Maunya, sih, iya. Tapi sekarang bukan waktu yang tepat.
Karyawan :Saya
maklum dengan kondisi ekonomi makro saat ini. Saya juga sangat
paham kondisi perusahaan saat ini. Tapi, tolong pertimbangkan pula kerja keras
saya selama ini, loyalitas dan prestasi saya. Tolong
pertimbangkan pula dampak kenaikan BBM bagi ekonomi
keluarga saya.
Penawaran
Bos :Hmmmm. (mikir dulu ….. )Saya tidak ingin berdebat atau membahas ini
berlarut-larut. Saya akan berikan kenaikan 10% gaji dan 5 hari tambahan cuti.
Saya kira ini sudah sangat layak bagi Bapak. Bagaimana?
Persetujuan
Karyawan :Syukurlah, Pak.
Terima kasih banyak.Kalau begitu, saya pamit dulu.
Penutup
Bos :Omong-omong, sekadar ingin tau aja, perusahaan mana saja yang sudah
menghubungi Bapak?
Karyawan :Ooooh
itu. Banyak, Pak. Misalnya PLN, TELKOM, Bank BNI, BCA, dan beberapa lembaga
pembiayaan.
Bos :Wah, hebat
sekali. Posisi apa yang mereka tawarkan?
Karyawan :Bukan,
Pak. Mereka menghubungi saya karena saya menunggak pembayaran rekening cicilan
Teks
Negosiasi II
Orientasi
Polisi :“Pengendara motor N 7474 L tolong menepi!”
Tersangka :“Emoh
lah pak, kalo bisa sini kejar.”
(Tanpa basi – basi polisi langsung memacu motor 225cc-nya dan memotong tepat
di depannya).
Polisi :“Selamat sore,
dek.”
Tersangka :“Selamat sore juga
pak, apa kesalahan saya pak?”
Permintaan
Tersangka :“Lalu
bapak mau apa?”
Polisi :“Saya mau nilang adek.”
Tersangka :“Jujur
sekali bapak ini.”
Polisi :“Coba anda perlihatkan SIMnya.”
Tersangka :“Saya
belum punya pak.”
Polisi :“STNKnya ada dimana?”
Tersangka :
“STNKnya ada ibunya, pak.”
Polisi :“Ibunya siapa?”
Tersangka :“Ibunya
saya lah pak, bagaimana sih?”
Pemenuhan
Polisi :“Ya sudah, kalau begitu anda saya tilang saja.”
Tersangka :“Bagaimana
urusannya bisa begitu pak? Saya kan tidak parah – parah banget pak.”
Polisi :“Tapi anda sudah banyak melanggar peraturan seperti, tidak ber-SIM, kelengkapan motor tidak lengkap ,mlebihi batas kecepatan dalam kota dan lagi
helm anda jelek dan kumel itu sangaat-sangat tidak SNI”
Tersangka :“Ya
maaf pak.”
Persetujuan
Polisi :“Ya sudah tidak
apa-apa lah, kasihan kamu, membayarnya Rp.50.000 saja”
Penawaran
Polisi :“Begini saja, kita ambil jalan tengah. Adek mau Bayar tilang langsung atau
di
Kantor saja?”
Tersangka :“Dikantor
saja.”
Polisi :“Tapi motor saya bawa”
Tersangka :“Jangan
Pak!”
Polisi :“Kenapa bisa begitu? ”
Tersangka :“Nanti
kalau orang tua saya murka bagaimana?”
Polisi “Itu urusan Anda, lagian bayar di Pengadilan mahal dan ribet, harus
ngantri, sewa pengacara dan lagi proses yang lama. Paling tidak 1 bulan dan
biaya bisa 800 ribu”
Tersangka :“Apa iya Pak? Ngibul loe Pak!”
Polisi :“Berani Kamu, dah saya bawa saja motor anda.”
Tersangka :“Hmm.. oke saya bayar disni saja, berapa duit ni pak?”
Polisi :“Ya kisaran umum bayar di TKP Rp. 200.000, bagaimana?”
Tersangka :“Itu
mah, maruk namanya pak”
Polisi : “Terus mau berapa? Kalau itu hanya
kisaran umum.”
Tersangka :“Ya
saya kan pelajar bisa murah dikit kali Pak.”
Polisi : “Boleh, berani berapa?”
Tersangka :“Saya
hanya bawa Rp.50.000 Pak.”
Polisi :“Belum bisa dek, kalau begitu saya bawa mtornya.”
Tersangka :“Jangan
dong pak! Ok saya tambahkan Rp.20.000 jadinya Rp.70.000.”
Polisi :“Bulatkan saja jadi Rp.100.000, bagaimana? ”
Tersangka :“Lho,
jangan begitu dong pak. Itu uang terakhir saya bulan ini.”
Polisi :“Ok, kalau begitu motor saya ambil”
Tersangka :“Jangan
dong pak, saya di rumah sendirian pak gak ada orang tua, semuaya lagi di Kota
Magelang”
Penutupan
Tersangka :
“Ya terima kasih ya pak”
D.
Membandingkan
2 Teks Negosiasi
Tabel Perbedaan
No.
|
Teks
Negosiasi 1
|
Teks
Negosiasi 2
|
1.
|
Bertema
ekonomi
|
Bertema
hukum
|
2.
|
Bahasa baku
|
Bahasa sehari-hari
|
3.
|
Latar
tempat di kantor
|
Latar
tempat di jalan raya
|
4.
|
Tokoh
antara karyawan dan bos perusahaan
|
Tokoh
antara Polisi dan tersangka
|
Tabel Persamaan
No.
|
Teks
Negosiasi 1
|
Teks
Negosiasi 2
|
1.
|
Melibatkan
2 partisipan
|
Melibatkan
2 partisipan
|
2.
|
Berupa kegiatan komunikasi langsung (tatap
muka)
|
Berupa kegiatan komunikasi langsung (tatap
muka)
|
3.
|
Penyelesaian melalui tawar menawar
|
Penyelesaian melalui tawar menawar
|
4.
|
Menghasilkan kesepakatan bersama
|
Menghasilkan kesepakatan bersama
|
0 komentar:
Post a Comment